BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Ayat dan terjemahan surat al-Jumu’ah ayat 2
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
- Tafsir Ibnu Kastir
Allah SWT berfirman,” Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka.: yang dimaksud dengan kaum yang buta huruf ini adalah bangsa Arab. Namun, penyebutan mereka secara khusus sama sekali tidak menafikan kaum selain mereka, hanya saja kenikmatan yang telah diberikan kepada mereka tentu lebih banyak dari sempurna. Hal ini sebagaimana firman-Nya, ”sesungguhnya ini merupakan peringatan bagimu dan kaummu.” Namun, iapun merupakan peringatan bagi kaum yang lain yang mengambil pelajaran darinya. Dan seperti firman-Nya, “dan berikanlah peringatan kepada kaum kerabatmu yang dekat.” Ayat ini dan yang senada dengannya tidak bertentangan dengan firman Allah SWT, “katakanlah, hai manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan allah kepada kamu semua,” demikian pula dengan ayat-ayat lainnya yang menunjukkan pada kerisalahan nabi yang bersifat umum.
Penafsiran mengenai hal ini yang telah dijelaskan dalam surat al-A’raaf dengan ayat-ayat dan hadits-hadits yang shahih. Ayat ini merupakan bukti-bukti dikabulkannya permohonan nabi Ibrahim a.s, “Tuhan kami, dan utuslah dikalangan mereka seorang rasul dari kalangan mereka yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah dan menyucikan mereka. Sesungguhnya engkau adalah maha perkasa lagi maha bijaksana,” maka Allah mengutus nabi Muhammad SAW, segala puji dan syukur bagi Allah, setelah sekian lama tidak turun rasul dan kosong bimbingan yang lurus. Padahal, kebutuhan terhadapnya begitu mendesak. Itulah sebabnya Allah Ta’ala berfirman, “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan kepada mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” Dan, dikatakan demikian karena orang-orang arab dulu berpegang teguh kepada Ibrahim a.s, namun mereka mengganti, mengubah, membalikkannya, menyimpang darinya, menukar tauhid dengan syirik, mengubah keyakinan dengan keraguan. Mereka pun menciptakan perkara-perkara yang tidak diijinkan oleh allah ta’ala sebagaimana yang telah dilakukan oleh ahli kitab yang telah mengubah kitab-kitab mereka, memperbaruinya, dan menakwilkannya, kemudian Allah mngutus Muhammad SAW dengan syariat yang agung, sempurna, dan menyeluruh. Dia menyeru semuanya kepada sesuatu yang dapat mendekatkan mereka ke pintu surga dan menjauhkan mereka dari pintu neraka.
- Tafsir Al-Misbah
Allah berfirman : Dialah sendiri tanpa campur tangan siapa pun yang telah mengutus pada masyarakat al-Ummiyin yakni orang-orang Arab seorang rasul yakni nabi Muhammad SAW yang dari kalangan mereka yang Ummiyyin yakni yang tidak pandai membaca dan menulis. Rasul itu membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya padahal dia adalah seorang yang ummiy. Bukan hanya itu, dan rasul yang ummiy itu juga menyucikan mereka dari keburukan pikiran, hati dan tingkah laku serta mengajarkan yakni menjelaskan dengan ucapan dan perbuatannya kepada mereka kitab al-Qur’an dan hikmah yakni pemahaman agama, atau ilmu amaliah dan amal ilmiah padahal sesungghnya mereka yang dibacakan diajar dan disucikan itu sebelumnya yakni sebelum kedatangan rasul itu dan setelah mereka menyimpang dari ajaran nabi Ibrahim benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Sungguh besar bukti kerasulan nabi Muhammad SAW yang dipaparkan ayat di atas dan sungguh besar nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada masyarakat itu.
Kata fii pada ayat di atas berfungsi menjelaskan keadaan rasul SAW ditengah mereka, yakni bahwa beliau senantiasa berada bersama mereka, tidak pernah meninggalkan mereka, bukan juga pendatang di antara mereka.
Kata al-Umiyyin adalah bentuk jamak dari kata ummiy dan terambil dari kata umm dalam arti seorang yang tidak pandai membaca dan menulis. Seakan-akan keadaannya dari segi pengetahuan membaca dan menulis sama dengan keadaanya ketika baru dilahirkan oleh ibunya atau sama dengan keadaan ibunya yang tak pandai membaca. Ini karena masyarakat Arab pada masa jahiliyah umumnya tidak pandai membaca dan menulis, lebih-lebih kaum wanitanya. Ada juga yang berpendapat bahwa kata ummiy terambil dari kata ummah/ umat yang menunjuk kepada masyarakat ketika turunnya al-Qur’an yang oleh rasul SAW dilukiskan dengan sabda beliau: “ Sesungguhnya kita adalah umat yang ummiy, tidak pandai membaca dan berhitung.” Betapapun, yang dimaksud dengan al-Umiyyin adalah masyarakat Arab.
Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya menulis tentang ayat di atas lebih kurang sebagai berikut: “Kesempurnaan manusia diperoleh dengan mengetahui kebenaran serta kebajikan dan mengamalkan kebenaran dan kebajikan itu. Dengan kata lain, manusia memiliki potensi untuk mengetahui secara teoritis dan mengamalkan secara praktis. Allah SWT menurunkan kitab suci dan mengutus nabi Muhammad SAW untuk nmengantar manusia meraih kedua hal tersebut. Dari sini kalimat membacakan ayat-ayat Allah berarti nabi Muhammad SAW “menyampaikan apa yang beliau terima dari Allah untuk umat manusia”, sedang menyucikan mereka mengandung makna “penyempurnaan potensi teoritis dengan memperoleh pengetahuan ilahiah’, dan mengajarkan al-Kitab merupakan isyarat tentang pengajaran “pengetahuan tentang lahiriah dan syariat. Adapun al-Hikmah adalah pengetahuan tentang keindahan, rahasia, motif serta manfaat-manfaat syariat.”
Adapun al-Hikmah menurut Muhammad Abduh adalah ”rahasia persoalan-persoalan (agama), pengetahuan hukum, penjelasan tentang kemaslahatan serta cara pengamalan.
Imam Syafi’i memahami arti al-Hikmah dengan as-sunnah, karena tidak ada selain al-qur’an yang diajarkan nabi Muhammad SAW kecuali as-sunnah.
Kata minhum/ dari mereka, mengisyaratkan bahwa rasul SAW memiliki hubungan darah dengan seluruh suku-suku Arab. Menurut sejarawan, Ibn Ishaq, hanya suku Taghlib yang tidak memiliki hubungan darah dengan rasul SAW dan dari ajaran agama Kristen yang menjadi anutan suku tersebut.
Kata in dalam firmannya: wa in kanu berfungsi sama dengan kata inna / sesungguhnnya. Indikatornya adalah huruf lam pada kalimat la fi dhalal mubin. Penggalan ayat di atas bermaksud menggambarkan bahwa apa yang dilakukan rasul SAW Itu sungguh merupakan nikmat yang besar untuk masyarakat Arab yang beliau jumpai. Beliau bukannya mengajar orang-orang yang memiliki pengetahuan atau menambah kesucian orang yang telah hampir suci, tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat sesat. Kita dapat membayangkan kesesatan dan kebodohan mereka antara lain jika memperhatikan berhala-berhala yang mereka sembah. Berhala-berhala itu sama sekali tidak memiliki nilai seni dan keindahan, tetapi adalah batu-batu biasa. Sering kali dalam perjalanan, mereka memilih empat buah batu yang terbaik mereka sembah, dan sisanya mereka jadikan tumpu buat priuk masak mereka. Bahkan ada yang membuat berhala dari buah kurma, lalu menyembahnya, dan ketika lapar kurma-kurma itu mereka makan.
- Tafsir An-Nur
Dialah Tuhan yang mengutus dalam kalangan kaum yang ummi seorang rasul di antara mereka ; yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, membersihkan mereka, dan mengajarkan al-kitab dan al-hikmah kepadanya.
Di antara keutamaan allah adalah memgutus Muhammad untuk menjadi ikutan (panutan) segenap manusia dan penutup seluruh rasul di kalangan bangsa Arab yang ummi. Rasul itu bertugas membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka, meskipun Muhammad sendiri tidak pandai menulis dan membaca. Disamping itu, rasul juga bertugas membawa manusia kepada kesucian jiwa, kebersihan budi pekerti, serta menumbuhkan perasaan yang hidup pada diri mereka. Dia pula yang telah mengajarkan al-Qur’an dan hikmah yang berguna, yang dapat kita petik dari ucapannya dan perbuatannya. Dialah teladan yang utama dan pemimpin agung yang menuntun umat-Nya kepada jalan yang benar dan membawanya kepada ilmu pengetahuan dalam segala bentuknya.
Sesungguhnya mereka dahulu benr-benar dalam kesesatan yang nyata.
Sesungguhnya orang-orang Arab itu dahulunya berada dalam kegelapa pada masa jahiliyah. Pada masa dahulu, orang-orang Arab beragama dengan agama Ibrahim. Tetapi secara berangsur-angsur, pengamalan agama Ibrahim makin mengalami perubahan. Masyarakat menyisipkan berbagai macam bid’ah yang tidak dibenarkan oleh Allah dalam pengamalan agama. Karenanya, allah mengutus nabi SAW. Membawa satu agama yang benar dan merupakan pelita hidup bagi seluruh manusia. Nabi mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka. Selain itu, juga membersihkan jiwa mereka dari kotoran syirik dan pekerti-pekerti yang buruk.
- Kesimpulan
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah membangkitkan di kalangan orang Arab yang ummiy itu seorang rasul yang diutus untuk segenap manusia dengan membawa kitab dan hikmah. Yang demikian itu adalah keutamaan allah yang diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Allah mengutus Rasul seorang ummiy yang tidak dapat membaca dan menulis, agar kenabiannya tidak diragukan dengan kata-kata mereka, bahwa dia telah mengambilnya dari kitab-kitab orang-orang terdahulu.
Di antara hikmah Allah Ta’ala, bahwa dia mengutus rasul yang seprti mereka, ialah agar mereka memahami apa yang dibawa rasul itu, dan mengetahui sifat-sifat dan akhlaknya, supaya mudah bagi mereka menerima dakwahnya.
- Nilai Pendidikan Yang Terkandung
- Dengan diutusnya rasul oleh Allah untuk umat manusia, bertujuan untuk memberikan pendidikan ilmu pengetahuan dari kitab serta penyempurnaan akhlak dan akidahnya.
- Pendidikan, pengajaran, dan ketrampilan merupakan bentuk-bentuk untuk menumbuh-kembangkan potensi dalam diri sendiri yang merupakan bagian tugas seorang pondidik.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah kami yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan maupun penyampaian, maka kami mohon maaf sebesar-besarnya. Selanjutnya, kami nantikan kritik dan saran yang dapat membangun kita bersama, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar